Senin, 05 November 2012

HIKMAH DI BALIK PERISTIWA




Ada sebuah keluarga, baru nikah muda, sepasang suami istri yang begitu bahagia dan penuh ceria. Pada saat istrinya mengadung kurang lebih baru 3 bulan, suami yang disayanginya tertabrak mobil dan meninggal dunia. Istri yang ditinggalkannya begitu sedihnya, kebahagiaan yang baru dibangunnya dalam waktu yang begitu singkat, seumur jagung, harus dia relakan dari kehidupanny
a. Kesehariannya, perempuan ini dihinggapi dengan rasa sedih dan sedih melulu karena ingat terus sama suaminya yang telah tiada. Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan berjalan seirama waktu bergulir kesdihan masih dia rasakan. Pada bulan waktunya melahirkan, perempuan ini antara sedih dan gembira bercampur, sedihnya teringat akan suaminya yang tidak ada menjelanh kelahiran anaknya nanti, gembiranya karena akan terlahir seorang anak yang bisa menghibur kesedihannya. Namun apa yang terjadi, sang anak terlahir dalam kondisi tidak normal, mengalami cacat mental, dia bawakan pada dokter spesialis, psikiataer maupun orang yang dianggap mampu ternyata juga tidak bisa disembuhkan. Kesedihan seorang ibu muda bertambah, sudah suaminya tiada dan anaknya mengalami kelainan dalam hidupnya. Tiap harinya sedih dan sedih melulu. Dia terus berpikir, kenapa Tuhan tidak adil, kenap peristiwa ini harus menimpanya....dan berbagai pikiran negatif muncul dibenaknya. Namun suatu ketika di benaknya muncul pemikiran, "Mestikah saya harus seperti ini terus, apakah saya harus terpuruk dalam kesedihan terus-menerus, sementara waktu terus berjalan, apakah saya harus mengikuti keadaan ini ?" Akhirnya muncul pikiran positif nya "Saya harus berubah, Allah tidak aakan merubah suatu kaum kalau kaum itu tidak BERUSAHA merubahnya, saya harus bangkit, SAYA JANGAN TERBAWA OLEH KEADAAN, dan saya HARUS MEMBAWA KEADAAN INI KEARAH YANG LEBIH BAIK, pasti Allah memiliki maksud dibalik peristiwa ini !", pikiran positif sangat kuat mendominasi pikiran negatif nya, akhirnya, "supaya saya bisa bahagia maka saya harus bisa membahagiakan anak saya yang saat ini mengalami kelainan". Akhirnya ibu muda tadi mecoba berkarya dengan membuat permainan yang disukai anaknya. Saat di sekolahkan anaknya, memiliki kemampuan yang luar biasa dibandingkan anak lain yang seusianya dan memiliki kelainan juga. Akhirnya, banyak orang tua yang memesan permainan hasil karya ibu muda tadi. Tanpa dia sadari, ibu muda ini diangkat jadi kepala sekolah karena keberhasilannya memiliki keterampilan mendidik anak yang cacat mental dan kreatif dengan inovatif hasil karyanya. Luar biasa, ibu muda ini juga memilki kesibukan mengasuh rubrik di beberapa majalah dan stasion radio mengenai pendidikan anak yang mengalami cacat mental bahkan berkat kepiawaiannnya bergaul, ada sponsor perusahaan yang menyekolahkan dia ke luar negeri. Pada saat temu wicara dengan wartawan, seorang wartawan bertanya "Bagaimana ibu bisa menjadi orang sukses, siapa orang yang menjadikan ibu seperti saat ini ?", Ibu muda tadi menjawab " Tuh guru saya, sambil menunjuk anaknya, keadaan dialah yang membuat saya seperti ini !".

Ada kata kunci yang bisa kita petik sobat.

"Kebahagian didapat apabila kita bisa membahagiakan orang lain"
"Allah tidak akan merubah suatu kaum, apabila kaum itu sendiri tidak BERUSAHA untuk merubahnya"
"Memunculkan nilai-nilai positif sangat diperlukan apabila kita ingin bangkit dari keterpurukan - Therapi berpikiran positif)

Mohon maaf kalau dalam cerita ini ada kesamaan dalam diri sobat. Kalaupun sama, jadikanlah cerita ini untuk membangun pribadi yang kokoh dalam mengarungi bahtera kehidupan ini. Semoga bermanfaat, baik untuk saya maupun untuk sobat semuanya. Amin


TRUE STORY "Guru Tidur di Toilet Sekolah", kok ada ya?

Beberapa tahun yang silam, tepatnya sekitar tahun 1993, ada seorang guru yang masih muda belia, namun penuh semangat dan ingin berkiprah men...