Ada sebuah
keluarga, baru nikah muda, sepasang suami istri yang begitu bahagia dan
penuh ceria. Pada saat istrinya mengadung kurang lebih baru 3 bulan,
suami yang disayanginya tertabrak mobil dan meninggal dunia. Istri yang
ditinggalkannya begitu sedihnya, kebahagiaan yang baru dibangunnya dalam
waktu yang begitu singkat, seumur jagung, harus dia relakan dari
kehidupanny
a. Kesehariannya, perempuan
ini dihinggapi dengan rasa sedih dan sedih melulu karena ingat terus
sama suaminya yang telah tiada. Hari berganti hari, minggu berganti
minggu dan bulan berganti bulan berjalan seirama waktu bergulir kesdihan
masih dia rasakan. Pada bulan waktunya melahirkan, perempuan ini antara
sedih dan gembira bercampur, sedihnya teringat akan suaminya yang tidak
ada menjelanh kelahiran anaknya nanti, gembiranya karena akan terlahir
seorang anak yang bisa menghibur kesedihannya. Namun apa yang terjadi,
sang anak terlahir dalam kondisi tidak normal, mengalami cacat mental,
dia bawakan pada dokter spesialis, psikiataer maupun orang yang dianggap
mampu ternyata juga tidak bisa disembuhkan. Kesedihan seorang ibu muda
bertambah, sudah suaminya tiada dan anaknya mengalami kelainan dalam
hidupnya. Tiap harinya sedih dan sedih melulu. Dia terus berpikir,
kenapa Tuhan tidak adil, kenap peristiwa ini harus menimpanya....dan
berbagai pikiran negatif muncul dibenaknya. Namun suatu ketika di
benaknya muncul pemikiran, "Mestikah saya harus seperti ini terus,
apakah saya harus terpuruk dalam kesedihan terus-menerus, sementara
waktu terus berjalan, apakah saya harus mengikuti keadaan ini ?"
Akhirnya muncul pikiran positif nya "Saya harus berubah, Allah tidak
aakan merubah suatu kaum kalau kaum itu tidak BERUSAHA merubahnya, saya
harus bangkit, SAYA JANGAN TERBAWA OLEH KEADAAN, dan saya HARUS MEMBAWA
KEADAAN INI KEARAH YANG LEBIH BAIK, pasti Allah memiliki maksud dibalik
peristiwa ini !", pikiran positif sangat kuat mendominasi pikiran
negatif nya, akhirnya, "supaya saya bisa bahagia maka saya harus bisa
membahagiakan anak saya yang saat ini mengalami kelainan". Akhirnya ibu
muda tadi mecoba berkarya dengan membuat permainan yang disukai anaknya.
Saat di sekolahkan anaknya, memiliki kemampuan yang luar biasa
dibandingkan anak lain yang seusianya dan memiliki kelainan juga.
Akhirnya, banyak orang tua yang memesan permainan hasil karya ibu muda
tadi. Tanpa dia sadari, ibu muda ini diangkat jadi kepala sekolah karena
keberhasilannya memiliki keterampilan mendidik anak yang cacat mental
dan kreatif dengan inovatif hasil karyanya. Luar biasa, ibu muda ini
juga memilki kesibukan mengasuh rubrik di beberapa majalah dan stasion
radio mengenai pendidikan anak yang mengalami cacat mental bahkan berkat
kepiawaiannnya bergaul, ada sponsor perusahaan yang menyekolahkan dia
ke luar negeri. Pada saat temu wicara dengan wartawan, seorang wartawan
bertanya "Bagaimana ibu bisa menjadi orang sukses, siapa orang yang
menjadikan ibu seperti saat ini ?", Ibu muda tadi menjawab " Tuh guru
saya, sambil menunjuk anaknya, keadaan dialah yang membuat saya seperti
ini !".
Ada kata kunci yang bisa kita petik sobat.
"Kebahagian didapat apabila kita bisa membahagiakan orang lain"
"Allah tidak akan merubah suatu kaum, apabila kaum itu sendiri tidak BERUSAHA untuk merubahnya"
"Memunculkan nilai-nilai positif sangat diperlukan apabila kita ingin bangkit dari keterpurukan - Therapi berpikiran positif)
Mohon maaf kalau dalam cerita ini ada kesamaan dalam diri sobat. Kalaupun sama, jadikanlah cerita ini untuk membangun pribadi yang kokoh dalam mengarungi bahtera kehidupan ini. Semoga bermanfaat, baik untuk saya maupun untuk sobat semuanya. Amin